Curcol Amburadul
Bukan sok mau ke-Inggris-Inggris-an, alasanku cuma satu, aku cinta. Cinta belum tentu mengenal sepenuhnya, bukan? Tidak bermaksud juga untuk
ombong atau sok berprestasi. Tidak. Aku bukan seorang yang rajin belajar. Otakku tak seencer Bapak B.J. Habibie. Penyampaianku tak sekece Stave Jobs. Aku Cuma butiran Jas-Jus.
Begini saja, apapun, syukuri.
Ini bukan tentang kita. Tapi aku. Aku adalah aku, seorang aku yang memiliki dunia sendiri. Asik sendiri dengan diri sendiri. Aku mulai mengenal diri, mulai mengerti, mulai memahami. Kutekankan, M-U-L-A-I. Ya, itu aku. Aku masih belum paham sesungguhnya. Siapa? Mengapa? Bagaimana? Bisalah ditanya dengan 5W+1H. Hanya suka melakukan yang suka kulakukan. Bukan menyukai yang dilakukan. Sering bingung. Saran orang lain, memilahnya, menyesuaikan diri, begitukah baiknya? Rasanya iya, tapi sungguh kurasakan bahwa perlakuan memang lebih susah daripada teorinya. Bahkan terkadang jauh lebih sulit. Segalanya hanya mengalir, tak punya terget, tak punya impian, tak punya idola, begitukah kasarnya (?)
Sulit mengingat sesuatu, pernah kubaca, tak ingat dia bukan karena IQ kita lemah namun kareta tak adanya ketertarikan kita terhadapnya. Langsung kuinteropeksi diri. Rasanya memang benar begitu.
Wah, udah kemana mana ngelanturnya. Banget. Ini lebih ketersampaikan atau tidaknya ungkapanku pada orang lain. Lebih kepada curhat. Iya, aku selalu begitu. Rasanya seglanya tak beraturan seakan asteroid bertebaran di luar angkasa yang sulit untuk digravitasikan. Sendiriku pun bingung menyusunnya. Sebelum makin amburadul, akhiri saja.
Sudah, Wasallam.
3 komentar
Kalo gue baca tulisan lu. Harusnya lu masuk sastra hahaah
REPLYUsah pernah masuk sastra, numpang lewat hehe 🙈
REPLY