Kamis, 31 Maret 2016

Mengingatmu adalah mendengar dentuman, pikiran raksasa, khayalan kosmik dan kerja 1000 abad.

Kangenku padamu seperti kangenku pada Tuhan: tak pernah bertemu, tak pernah berjumpa. Rinduku padamu seperti rinduku pada rasul Muhammad: tak pernah dibalas, tak pernah diterima. Apakah engkau seperti Tuhan dan Muhammad? Entahlah aku tak tau.

Kagum. Apakah sudah tepat ungkapan hatiku. Padamu. Rasanya tak ada ungkapan yang tepat tuk mengutarakannya. Rumit. Keadaannya. Hanya satu yang pasti. Kau dihatiku.

Aku tak dapat menerka meski sepandai nya si pemilik kecerdasan intuitif atau sang ahli fisiognomi. Kamu bukan mudah dipahami. Meski kupindahkan gunung everest melewati gurun sahara untuk melihatmu. Kau. Terlalu sulit kugapai.

Aku tak selalu bisa melihatmu. Aku pun tak tahu kau melihatku, pernah tidakkah. Hanya bisa menerka, itu aku. Kau. Mana bisa aku tahu. Yang tahu dirimu, ya dirimu sendiri. Jadilah dirimu yang kusukai. jadilah dirimu yang kau sukai. Jadilah dirimu yang disukai banyak orang.

Menunggu. Rasanya semua orang membenci itu. Tapi itu aku, hanya itu yang bisa kulakukan. Menunggu waktu yang tepat.

Dalam jangka itu aku berusaha. Bukan diam saja. Kulakukan. Terbaik. Untuk terbaik.

Cuilan Memori . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates