Hai Petapa
Bukan sulit menemukanmu dalam riak gelombang biru
Dalam rantingj daun mengalun lembut tanpa ragu
Tanpa terlewatkan sapaan ramah sang Bayu
Sendu rindu di tempatmu
Akupun merasanya tanpa lupa
Sebegitu nyaman kah jua kau disana
Betapa arifnya dirimu, semakin menjulang tinggi
Dan makin sulit kugapai
Rasa sempat mengulurkan genggammu
Ternyata hanya rasaku
Kau bak pangeran yang sejenak singgah memuaskan ingin tahu dan begitu saja berlalu
Tentu kau meneruskan juangmu
Langkahmu, aku setuju selama kutahu dalam pandangku
Kau meninggalkan aroma yang tak bisa kuhiraukan
Langkah itu kulihat dari kedekatan capaianku
Hingga lelahku mendominasi dan memilih meneropongimu agar tetap nampak
Meski sampailah kau di tapaan itu
Kumemilih menggenggam dan meneropongimu saja hingga bosan
Singgah sejenak itu bukan kesiaan
Apalah yang kau tapakan itu
Teruskanlah